Selasa, 19 Mei 2015

Kisah azab mayat seorang polisi Melayu




Baca kisah benar ini dan ambillah iktibar. Seorang hamba Allah, Amin (nama samaran) memandikan mayat seorang polisi Melayu. Amin terperanjat bila menemukan ada tato berbentuk salib di dada mayat tersebut. Selesai dimandikan, mayat tersebut dikafan, disolatkan dan ditanam seperti mayat muslim yang lain. Amin merasa tidak enak dengan kejadian itu.

Amin lalu bergegas ke kantor agama terdekat. Amin melaporkan kejadian yang dilihatnya yakni kondisi mayat yang memiliki tato salib di dadanya. Pihak kantor agama segera meminta agar kubur digali dan mayat harus dipindahkan dari pemakaman orang Islam.



Kuburan mayat polisi Melayu itu segera digali yakni selang sejam atau beberapa jam setelah ia ditanam. Alangkah terperanjatnya mereka bila melihat kondisi mayat yang mengerikan tampaknya mayat tersebut sedang diazab. Mata yang menonjol dan tulang-temulang yang patah bagai dihimpit kubur.

Kisah di atas adalah kisah benar terjadi di sebuah daerah di Kelantan. Allah telah takdirkan peristiwa ini terjadi di hadapan kita agar dijadikan pedoman dan ingatan sepanjang masa. Allah tidak akan menimpa azab ke atas seseorang atau kaum kecuali didatangkan peringatan terlebih dahulu. Allah itu maha adil dan tidak menganiaya hamba-hambaNya kecuali hamba itu menzalimi diri sendiri. Cintai Allah, Cintai Islam.

Moral cerita:

1. Apa mau dibanggakan dengan bangsa? Melayu atau Cina atau India semua itu tidak ada nilai di sisi Allah. Orang yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Justru usah dibanggakan dengan bangsa. Perjuangan berbasis ras adalah perjuangan lapuk dan berpikiran sempit.

2. Jika inilah tingkat polisi Melayu, maka apa yang dihairankan polisi berperilaku seperti anjing membelasah rakyat tanpa belas semata-mata menurut kehendak tuannya. Tentu saja bukan semua polisi berperilaku begitu. Kita tidak dapat memastikan azab pada mayat tersebut karena murtad atau karena tattoo. Pada pendapat saya, selama masa hidupnya polisi itu shalat dan berpuasa seperti orang Islam yang lain, maka mayatnya harus dikelola seperti mayat orang Islam juga.

Tattoo tersebut mungkin semata-mata tattoo yang dibuat secara main-main saja. Meskipun tato itu berbentuk salib. Kecuali ada keluarga atau teman-temannya yang bersaksi bahwa almarhum pernah mengaku keluar dari Islam atau melakukan hal yang membatalkan iman.

"Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah saw mengutuk wanita yang menyambungkan rambut seorang wanita dan wanita yang minta disambungkan rambutnya (yakni memakai rambut palsu), orang yang membuat tato dan orang yang meminta dibuatkan tato." Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim Berdasarkan hadis ini, hukum bertatoo adalah haram dan berdosa besar. Ini tidak menyebabkan seseorang itu murtad.

Namun dosa-dosa yang dikumpulkan dapat memudarkan iman dan akhirnya mendekatkan seseorang kepada murtad juga. Justru penawarnya adalah taubat, menambah ilmu dan amal.Bersabar sedikit di dunia untuk mentaati Allah jauh lebih baik dari bersabar ketika diazab di akhirat kelak. Pikir-fikirkan.Ummu Abbas-keranacinta Wassalam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar